Monday, March 8, 2010

CERNA MAKANAN DENGAN GIGI YANG SEHAT



Anwari Doel Arnowo
Apa yang bisa kita kerjakan?
3/9/2010 3:49:38 AM
Ini bukan iseng.
Memerlukan ketelatenan, kemauan dan kebersamaan.
Cucu saya yang paling muda hari ini berumur empat tahun. Sejak tiga bulan yang lalu, secara amat intensif  saya memberitau dia bahwa menghisap jari jempolnya itu tidak baik. Sudah selama hampir dua tahun lamanya, dia menghisap jempolnya, dan saya lihat, bahwa dua gigi depannya di bagian atas, telah tumbuh agak menjorok ke depan. Dengan segala macam cara saya ingin menunjukkan bahwa hal seperti itu merugikan dia. Saya cari photo di internet orang yang giginya seperti Tokoh Lenong bernama BOKIR. “Kurang bagus, kan?” kata saya kepadanya dengan maksud membujuk agar menghentikan kebiasaannya menghisap ibu jari tangan kanannya.
Dia memang selalu manggut-manggut mengiyakan, akan tetapi tetap saja dia masih kalah dengan kebiasaannya sendiri. Lebih enak menghisap jempol (Thumb Sucking). Wah saya baru ingat ketika melihat gambar-gambar dan photo-photo mengenai gigi manusia, ternyata  ada juga Fingers Sucking (Menghisap Jari yang lain).  Dua bulan yang lalu dia sakit tiga hari dalam seminggu dan sudah tiga minggu berturut-turut. Suatu saat ada tiga nenek-nenek yang masih famili, datang bertamu dan melihat si cucu ini sedang seperti flu begitu. Spontan salah satu nenek ini bilang, sebaiknya menghentikan kebiasaan menghisap jempolnya meskipun belum pernah bertemu muka dengan cucu saya tersebut, karena kata sang nenek, bisa masuk penyakit dari kebiasaan itu. Saya minta cucu saya mendengarkan sang nenek itu mengatakan langsung kepadanya. Cucu saya terlihat amat terkesan dengan penjelasan bahwa thumb sucking itu tidak sehat dan sakitnya bisa berkelanjutan.
Malam harinya ketika masuk tempat tidur dan memulai ritualnya menghisap ibu jarinya, tiba-tiba saja dia membatalkan keinginannya yang biasanya kuat itu. Dikalahkannya sehingga dia sambil mengantuk, menyembunyikan tangan kanannya di bawah bantal, dan mulai tidur. Sekarang sudah sekian minggu dia tidak melakukan bad habbitnya itu.
Pagi ini saya ketik di google.com : DENTAL GROWTH, muncul beberapa pilihan dan saya klik salah satunya, yang saya kutip di bawah ini:

The American Association of Orthodontists recommends all children get
a check-up with an orthodontic specialist no later than age 7.
HERES WHY:
Orthodontists can spot subtle problems with jaw growth and emerging teeth while
some baby teeth are still present.
While your child’s teeth may appear to be straight, there could be a problem that
only an orthodontist can detect.
A check-up may reveal that your child’s bite is fine. Or, the orthodontist may identify
a developing problem but recommend monitoring the child’s growth and development,
and then, if indicated, begin treatment at the appropriate time for the
child. In other cases, the orthodontist might find a problem that can benefit from
early treatment.
Early treatment may prevent or intercept more serious problems from developing
and may make treatment at a later age shorter and less complicated. In some cases,
the orthodontist will be able to achieve results that may not be possible once the
face and jaws have finished growing.
Early treatment may give your orthodontist the chance to:
Guide jaw growth
Lower the risk of trauma to protruded front teeth
Correct harmful oral habits
Improve appearance
Guide permanent teeth into a more favorable position
Create a more pleasing arrangement of teeth, lips and face
Through an early orthodontic evaluation, you’ll be giving your child the best
opportunity for a healthy, beautiful smile.
If your child is older than 7, it’s certainly not too late for a check-up.
Because patients differ in both physiological development and treatment
needs, the orthodontist’s goal is to provide each patient with the most
appropriate treatment at the most appropriate time.
The Right Time for an Orthodontic
Check-Up: No Later than Age 7
www.braces.org
© 2004 American Association of Orthodontists
1-800-STRAIGHT
CROSSBITE OF FRONT TEETH CROSSBITE OF BACK TEETH CROWDING
OPEN BITE PROTRUSION
Front teeth do not meet when back teeth
are closed
In addition, if you notice any of the following in your child, check with your orthodontist:
UNDERBITE SPACING ORAL HABITS
Malocclusions (“bad bites”) like those illustrated below, may benefit from
early diagnosis and referral to an orthodontic specialist for a full evaluation.
early or late loss of baby teeth
difficulty in chewing or biting
mouth breathing
jaws that shift or make sounds
speech difficulties
biting the cheek or the roof of the mouth
facial imbalance
grinding or clenching of the teeth
Final treatment decisions should be made among the parent, child’s dentist and orthodontist.
Visit the “About Orthodontics” section of the
American Association of Orthodontists Web site at www.braces.org
Top teeth are behind bottom teeth Top teeth are to the inside of bottom teeth
The lower teeth sit in front of upper teeth Sucking on thumb, fingers
when back teeth are closed
DEEP BITE
Problems to Watch
for in Growing Children

Yang di bawah ini saya terangkan bahwa gigi-gigi yang warna biru itu akan menggantikan gigi-gigi bayi, bergantian, sampai nanti dewasa dan akan memiliki semua gigi dewasa seterusnya.




Sungguh mengherankan daya penerimaannya mendapat keterangan dari kakeknya, saya ini, bahwa dia perlu menyikat giginya setelah setiap kali makan, bukan hanya sebelum waktu tidur. Ini saya beri contoh setiap hari selama beberapa minggu terakhir ini dan dia kadang-kadang mau  menuruti apa yang saya lakukan.
Ada satu link lagi yang baru mengenai gigi bayi di Wikipedia berbahasa Indonesia, silakan klik:
Bagi saya yang sekarang sudah mendekati umur 72, ternyata pemeliharaan gigi yang baik adalah modal paling utama bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Pada suatu saat pada tahun 2006 saya berada di Toronto University di Fakultas Kedokteran Gigi. Berbincang dengan seorang dosen pengajarnya yang dari aksen bicaranya terlihat asal Italia. Para calon dokter gigi (sebagian besar 3 bulan kemudian diwisuda) anak muridnya, berasal dari mana-mana, seperti  Kazakstan, Afrika Utara, Afghanistan dan Jepang serta China serta India ada di sekelilingnya. Saya menyadari bahwa tanpa sengaja mereka pasti terimbas dengan pengamatan gigi dari bermacam-macam asal bangsa, yang ada di antara para penduduk Toronto yang multi ras (sekitar seratus lebih etnis). Pengamatan tentu saja meliputi pola makan, jenis makanan dan kebiasaan-kebiasaan banyak etnis. Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia tentu saja mengalami yang sama terhadap hal yang mirip dari asal suku bangsa, seperti Aceh, Batak, Jawa sampai Papua. Dua-duanya mempunyai kesamaan situasi, tetapi apakah sudah ada penelitian ke arah hal ini, kami, saya dengan dosen pengajar tersebut di atas, tidak membicarakannya. Yang amat mengesankan saya adalah, kami sepenuhnya sepakat, bahwa gigi yang baik mengakibatkan lebih mudahnya kita mengelola kesehatan yang baik. Pencernaan asupan makanan yang kita konsumsi membutuh kan alat yang vital untuk menghancurkan makanan dengan lebih gampang, agar semua organ yang terlibat di dalam memproses makanan yang dikonsumsi manusia bisa lebih mudah dicerna. Sejak makanan mulai berada di dalam mulut, sampai sisa makanan dikeluarkan melalui anus, semua proses lebih lancar dan normal. Siapapun yang kondisi gigi-giginya prima, maka organ-organ pencernaan di dalm tubuhnya akan bekerja tidak usah terlalu keras, sehingga tidak cepat aus. Seperti telah diketaui sejak melalui tenggorok, usus, ada unsur pancreas, ginjal dan produksi enzym sampai colon sebelum dubur, semua rentetan alur pencernaan makanan bekerja dengan sinkronisasi yang mengagumkan.
Semua hal tersebut di atas amat tergantung pemeliharaan gigi, kondisi dan kesehatannya sejak masa masih bayi. Itu saya rasakan sendiri ketika saya mendekati umur 70an, telah terpaksa memasang gigi implant (klik  http://jiwaragasehat.blogspot.com/2010/03/pasang-implant-anwari-doel-arnowo-rabu.html), sebagai antisipasi kondisi penuaan gusi seorang tua. Saat ini saya amat menikmati makanan apapun yang ada, kacang goreng Bali, emping dan tulang muda serta sayur dan daging sedikit liat karena bantuan gigi-gigi yang duduk di atas implant-implant yang ada. Semua benturan proses penghacuran makanan, beban beratnya diterima oleh tulang rahang, bukan oleh gusi. Gusi seorang yang sudah tua, juga “mengeriput” seperti seperti kulitnya, dan ini menyebabkan gigi menjadi goyang dan tidak leluasa mengunyah. Hal-hal seperti itulah yang muncul dalam pembicaraan mengenai gigi dengan sang Dosen yang asal Italia tersebut.
Selagi sempat buatlah yang terbaik bagi kesehatan gigi anda

Anwari Doel Arnowo
Tuesday, March 09, 2010

No comments: