Thursday, March 11, 2010

Jangan Menyepelekan akal manusia


Bian, CERITA BERPHOTO ini cerita bagus.
Mengingatkan saya kepada kejadian di sebuah terowongan di Gubeng Kertajaya,
Surabaya. Ada kedaraan yang biasa disebut mobil box, tersangkut atap boxnya
di bawah beton jembatan layang kereta api. Mobil utuh, hanya atapnya
"nempel" di beton jembatan. Roda berderit dan mesin mengaum-aum. Orang-orang
hanya menonton tidak  ada yang bisa berbuat apa-apa. Tiba-tiba ada anak
laki-laki kecil yang berkata dengan suara amat lantang: "KEMPESKAN
BAN-BAN-NYA!" . Sadar bahwa itu patut dicoba, beberapa orang bergegas
melakukan nasihat seorang anak kecil. Mobil box lewat dengan lancar keluar
terowongan dan kerumunan orang bubar. TIDAK ADA YANG MENGINGAT UNTUK MEMBERI
TERIMA KASIH KEPADA ANAK KECIL TADI ......



- Show quoted text -

--
Anwari Doel Arnowo
anwaridarn...@gmail.com
Verba volant scripta manent...
Literal: spoken words fly away, written words remain
Literal: kata diucapkan akan terbang menghilang, tetapi yang dituliskan akan
abadi

ATT02370.gif
11K View Download

ATT02380.jpg
53K View Download

ATT02378.jpg
40K View Download

ATT02372.jpg
80K View Download

ATT02374.jpg
87K View Download














[]





ATT02376.jpg
75K View Download

Monday, March 8, 2010

CERNA MAKANAN DENGAN GIGI YANG SEHAT



Anwari Doel Arnowo
Apa yang bisa kita kerjakan?
3/9/2010 3:49:38 AM
Ini bukan iseng.
Memerlukan ketelatenan, kemauan dan kebersamaan.
Cucu saya yang paling muda hari ini berumur empat tahun. Sejak tiga bulan yang lalu, secara amat intensif  saya memberitau dia bahwa menghisap jari jempolnya itu tidak baik. Sudah selama hampir dua tahun lamanya, dia menghisap jempolnya, dan saya lihat, bahwa dua gigi depannya di bagian atas, telah tumbuh agak menjorok ke depan. Dengan segala macam cara saya ingin menunjukkan bahwa hal seperti itu merugikan dia. Saya cari photo di internet orang yang giginya seperti Tokoh Lenong bernama BOKIR. “Kurang bagus, kan?” kata saya kepadanya dengan maksud membujuk agar menghentikan kebiasaannya menghisap ibu jari tangan kanannya.
Dia memang selalu manggut-manggut mengiyakan, akan tetapi tetap saja dia masih kalah dengan kebiasaannya sendiri. Lebih enak menghisap jempol (Thumb Sucking). Wah saya baru ingat ketika melihat gambar-gambar dan photo-photo mengenai gigi manusia, ternyata  ada juga Fingers Sucking (Menghisap Jari yang lain).  Dua bulan yang lalu dia sakit tiga hari dalam seminggu dan sudah tiga minggu berturut-turut. Suatu saat ada tiga nenek-nenek yang masih famili, datang bertamu dan melihat si cucu ini sedang seperti flu begitu. Spontan salah satu nenek ini bilang, sebaiknya menghentikan kebiasaan menghisap jempolnya meskipun belum pernah bertemu muka dengan cucu saya tersebut, karena kata sang nenek, bisa masuk penyakit dari kebiasaan itu. Saya minta cucu saya mendengarkan sang nenek itu mengatakan langsung kepadanya. Cucu saya terlihat amat terkesan dengan penjelasan bahwa thumb sucking itu tidak sehat dan sakitnya bisa berkelanjutan.
Malam harinya ketika masuk tempat tidur dan memulai ritualnya menghisap ibu jarinya, tiba-tiba saja dia membatalkan keinginannya yang biasanya kuat itu. Dikalahkannya sehingga dia sambil mengantuk, menyembunyikan tangan kanannya di bawah bantal, dan mulai tidur. Sekarang sudah sekian minggu dia tidak melakukan bad habbitnya itu.
Pagi ini saya ketik di google.com : DENTAL GROWTH, muncul beberapa pilihan dan saya klik salah satunya, yang saya kutip di bawah ini:

The American Association of Orthodontists recommends all children get
a check-up with an orthodontic specialist no later than age 7.
HERES WHY:
Orthodontists can spot subtle problems with jaw growth and emerging teeth while
some baby teeth are still present.
While your child’s teeth may appear to be straight, there could be a problem that
only an orthodontist can detect.
A check-up may reveal that your child’s bite is fine. Or, the orthodontist may identify
a developing problem but recommend monitoring the child’s growth and development,
and then, if indicated, begin treatment at the appropriate time for the
child. In other cases, the orthodontist might find a problem that can benefit from
early treatment.
Early treatment may prevent or intercept more serious problems from developing
and may make treatment at a later age shorter and less complicated. In some cases,
the orthodontist will be able to achieve results that may not be possible once the
face and jaws have finished growing.
Early treatment may give your orthodontist the chance to:
Guide jaw growth
Lower the risk of trauma to protruded front teeth
Correct harmful oral habits
Improve appearance
Guide permanent teeth into a more favorable position
Create a more pleasing arrangement of teeth, lips and face
Through an early orthodontic evaluation, you’ll be giving your child the best
opportunity for a healthy, beautiful smile.
If your child is older than 7, it’s certainly not too late for a check-up.
Because patients differ in both physiological development and treatment
needs, the orthodontist’s goal is to provide each patient with the most
appropriate treatment at the most appropriate time.
The Right Time for an Orthodontic
Check-Up: No Later than Age 7
www.braces.org
© 2004 American Association of Orthodontists
1-800-STRAIGHT
CROSSBITE OF FRONT TEETH CROSSBITE OF BACK TEETH CROWDING
OPEN BITE PROTRUSION
Front teeth do not meet when back teeth
are closed
In addition, if you notice any of the following in your child, check with your orthodontist:
UNDERBITE SPACING ORAL HABITS
Malocclusions (“bad bites”) like those illustrated below, may benefit from
early diagnosis and referral to an orthodontic specialist for a full evaluation.
early or late loss of baby teeth
difficulty in chewing or biting
mouth breathing
jaws that shift or make sounds
speech difficulties
biting the cheek or the roof of the mouth
facial imbalance
grinding or clenching of the teeth
Final treatment decisions should be made among the parent, child’s dentist and orthodontist.
Visit the “About Orthodontics” section of the
American Association of Orthodontists Web site at www.braces.org
Top teeth are behind bottom teeth Top teeth are to the inside of bottom teeth
The lower teeth sit in front of upper teeth Sucking on thumb, fingers
when back teeth are closed
DEEP BITE
Problems to Watch
for in Growing Children

Yang di bawah ini saya terangkan bahwa gigi-gigi yang warna biru itu akan menggantikan gigi-gigi bayi, bergantian, sampai nanti dewasa dan akan memiliki semua gigi dewasa seterusnya.




Sungguh mengherankan daya penerimaannya mendapat keterangan dari kakeknya, saya ini, bahwa dia perlu menyikat giginya setelah setiap kali makan, bukan hanya sebelum waktu tidur. Ini saya beri contoh setiap hari selama beberapa minggu terakhir ini dan dia kadang-kadang mau  menuruti apa yang saya lakukan.
Ada satu link lagi yang baru mengenai gigi bayi di Wikipedia berbahasa Indonesia, silakan klik:
Bagi saya yang sekarang sudah mendekati umur 72, ternyata pemeliharaan gigi yang baik adalah modal paling utama bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Pada suatu saat pada tahun 2006 saya berada di Toronto University di Fakultas Kedokteran Gigi. Berbincang dengan seorang dosen pengajarnya yang dari aksen bicaranya terlihat asal Italia. Para calon dokter gigi (sebagian besar 3 bulan kemudian diwisuda) anak muridnya, berasal dari mana-mana, seperti  Kazakstan, Afrika Utara, Afghanistan dan Jepang serta China serta India ada di sekelilingnya. Saya menyadari bahwa tanpa sengaja mereka pasti terimbas dengan pengamatan gigi dari bermacam-macam asal bangsa, yang ada di antara para penduduk Toronto yang multi ras (sekitar seratus lebih etnis). Pengamatan tentu saja meliputi pola makan, jenis makanan dan kebiasaan-kebiasaan banyak etnis. Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia tentu saja mengalami yang sama terhadap hal yang mirip dari asal suku bangsa, seperti Aceh, Batak, Jawa sampai Papua. Dua-duanya mempunyai kesamaan situasi, tetapi apakah sudah ada penelitian ke arah hal ini, kami, saya dengan dosen pengajar tersebut di atas, tidak membicarakannya. Yang amat mengesankan saya adalah, kami sepenuhnya sepakat, bahwa gigi yang baik mengakibatkan lebih mudahnya kita mengelola kesehatan yang baik. Pencernaan asupan makanan yang kita konsumsi membutuh kan alat yang vital untuk menghancurkan makanan dengan lebih gampang, agar semua organ yang terlibat di dalam memproses makanan yang dikonsumsi manusia bisa lebih mudah dicerna. Sejak makanan mulai berada di dalam mulut, sampai sisa makanan dikeluarkan melalui anus, semua proses lebih lancar dan normal. Siapapun yang kondisi gigi-giginya prima, maka organ-organ pencernaan di dalm tubuhnya akan bekerja tidak usah terlalu keras, sehingga tidak cepat aus. Seperti telah diketaui sejak melalui tenggorok, usus, ada unsur pancreas, ginjal dan produksi enzym sampai colon sebelum dubur, semua rentetan alur pencernaan makanan bekerja dengan sinkronisasi yang mengagumkan.
Semua hal tersebut di atas amat tergantung pemeliharaan gigi, kondisi dan kesehatannya sejak masa masih bayi. Itu saya rasakan sendiri ketika saya mendekati umur 70an, telah terpaksa memasang gigi implant (klik  http://jiwaragasehat.blogspot.com/2010/03/pasang-implant-anwari-doel-arnowo-rabu.html), sebagai antisipasi kondisi penuaan gusi seorang tua. Saat ini saya amat menikmati makanan apapun yang ada, kacang goreng Bali, emping dan tulang muda serta sayur dan daging sedikit liat karena bantuan gigi-gigi yang duduk di atas implant-implant yang ada. Semua benturan proses penghacuran makanan, beban beratnya diterima oleh tulang rahang, bukan oleh gusi. Gusi seorang yang sudah tua, juga “mengeriput” seperti seperti kulitnya, dan ini menyebabkan gigi menjadi goyang dan tidak leluasa mengunyah. Hal-hal seperti itulah yang muncul dalam pembicaraan mengenai gigi dengan sang Dosen yang asal Italia tersebut.
Selagi sempat buatlah yang terbaik bagi kesehatan gigi anda

Anwari Doel Arnowo
Tuesday, March 09, 2010

Wednesday, March 3, 2010

I N V E S T A S I


Anwari Doel Arnowo – 9 Nopember, 2009
Investasi

Saya pernah membaca sebuah cukilan berita di Reader’s Digest pada awal 1990an, yang menyebutkan: Seorang Menteri Keuangan Republik Singapura, melihat melalui kaca jendela kantornya. Kemudian dia memanggil salah seorang staf-nya dan berkata: “Anda lihat ke arah pelabuhan, ada sebuah kapal Yacht melintas di sana. Coba selidiki siapa pemiliknya dan laporkan kepada saya apa dia bersedia mmelakukan investasi di Singapura”
Pada tahun itu seingat saya, Republik yang juga bebendera Merah Putih ini, ditambah bulan dan bintang-bintang di salah satu sudutnya, sudah termasuk negara yang kaya dan maju. Adapun yang menakjubkan saya adalah, pola pikir dan visi busnis pak menteri yang satu ini amat tajam, meskipun telah saya sebutkan bagaimana makmurnya dan kayanya Republik ini.
Apakah para pegawai pemerintah kita mempunyai hal yang sama dengan yang dipunyai pak menteri tersebut di atas? Saya harap saja saya tidak mendapat cap: sok luar negeri, sok membandingkan negerinya sendiri dengan lain negeri yang lebih maju. Terus terang beberapa kali saya sudah pernah menerima reaksi langsung dan berhadapan ketika membicarakan hal-hal lain yang semacam. Reaksi seperti ini karena berasal dari teman dan kawan tentu bukan dalam diskusi serius dan resmi. Teman-teman dan kawan-kawan saya itu sudah seusia dengan saya dan juga banyak yang bekas pejabat di posisi yang lumayan tinggi. Akan tetapi, hal ini kiraan saya sendiri, mungkin sekali dari sikapnya yang menyesali itulah, dia sendiri telah tidak memikirkannya waktu dia sedang menjabat serta  menguasai hal yang dikerjakannya dahulu. Karena menyesali hal itu, dia ingin memotong dan dengan cara menuntaskan serta menghentikan pembicaraan dengan saya seperti dilakukannya. Sebenarya saya kan tidak punya maksud mengolok-olok dia.  
Tetapi saya hanya ingin berkonsentrasi membicarakan  topik yang amat penting. Bagi diri saya, itu semua amat penting demi dan bagi keuntungan bangsa dan negara.
Mungkin sewaktu bertugas dahulu, dia alpa atau saya juga alpa, maka hal-hal yang ingin saya bicarakan, tentu akan masih bisa digunakan bagi para juniornya atau mereka yang lain-lain yang usianya jauh lebih muda dan lebih bersemangat, yang sekarang sedang berada di posisi yang seperti pernah diduduki kawan saya.
Hari ini, tanggal 9 Nopember, 2009, saya baca di surat khabar Straits Times Singapore halaman B 18  di topik MONEY. Judulnya: Billionaire eyes islands beyond Singapore. Penulisnya, Amresh Gunasingham, mengawalinya dengan kalimat:  
He arrived in a whirlwind publicity earlier this year and bought a $15.46 million penthouse at The Sail@Marina Bay condominium. He wants to spend US$100 million (Singapore $140 million) to buy beach resorts in popular spots such as Bintan and Batam and invest in at least four smaller island which remain largely underdeveloped.
The privately owned islands with combined land area of more than 300ha – or two thirds the size  of Sentosa – are north of Batam.
 TERJEMAHAN BEBAS:
Dia datang seperti angin puting beliung pada awal tahun ini dan membeli sebuah penthouse seharga $15,46 juta (Sin.) yang terletak di The Sail@Marina Bay condominium. Dia bermaksud untuk membelanjakan AS$100 juta (Sin.$140 juta) untuk memebeli kawasan pantai resort yang populer seperti yang ada di Bintan dan Batam, dan melakukan investasi sedikitnya di atas empat buah pulau yang sebagian besar masih belum pernah dikembangkan. 
Doktor Modi (Bhupendra Kumar Modi-à photo di bagian bawah dari tulisan ini) adalah seorang pendiri dan Chairman dari Spice Group yang flamboyan, mempunyai perhatian terhadap bidang-bidang bisnis dalam komunikasi sampai dengan entertainment. Berbicara dengan koran Straits Times bertempat di kediamannya yang luasnya 5,834 square feet (1600 meter persegi lebih), pemegang status Permanent Resident Singapura itu mengharapkan peringkat pengembalian modalnya da di sekitar angka 100 persen.
“Saya tidak pernah menyadari hingga saya sampai di daerah ini bahwa pulau-pulau ini amat besar dan dekat sekali lokasinya” kata Dr. Modi, 60, yang pada bulan Mei pindah tempat tinggal ke sini dari Amerika Serikat.  
Dia juga memindahkan Markas Besar Spice Corp yang tadinya berpusat di Mumbai ke Singapura, dan menyisihkan US$200 juta untuk berinvestasi melalui usahanya di sini.
Sampai saat ini US$100 juta sudah dibenamkan ke dalam bidang properti dan perkantoran yang memerlukan penanaman modal sebesar 20  persen di sebuah usaha online telephony bernama MediaRing pada bulan Agustus.
Selanjutnya dia merencanakan untuk mengubah pusat-pusat turis seperti Pura Jaya di Batam menjadi sebuah sorga dunia bagi mereka yang kaya raya dan terkenal dari Hollywood.
Pemikatnya atau daya tariknya?
Kasino-kasino dan villa pribadi dengan kolam renang dan spa. Dia tidak lupa akan membangun sekolah-sekolah dan Rumah Sakit-Rumah Sakit yang lebih baik di pulau-pulau ini. Pemilik Pura Jaya, seorang pelaku bisnis berkebangsaan Indonesia Zulkarnain Khadir, sudah menegaskan keinginannya untuk melakukan perundingan jual beli dengan para investor, termasuk dengan Dr. Modi.
Itulah isi sebagian dari apa yang ditulis di Straits Times hari ini.
Maksud dan tujuan saya menulis ini tak lain dan tak bukan ingin memberi stimulasi kepada rakyat Indonesia, terutama terhadap pemerintah RI agar dapat membantu pihak-pihak yang sedang menjajagi perundingan bisnis. Seperti yang tersebut di atas, ada kata-kata kasino dan fasilitas lain, untuk kelengkapan seluruh bentuk investasinya Dr. Modi. Kata kasino ini, saya duga akan menjadi pemicu konflik dengan adanya undang-undang RI yang melarang segala bentuk perjudian. Demikian juga halnya mengenai tata kelola sesuai undang-undang yang ada dalam penjualan sebuah pulau kepada orang asing. Saya sungguh berharap hal-hal yang menjadi penghalang itu sebaiknya dapat diberi fasilitas yang memudahkan terlaksananya investasi.
Kita semua tau, ada perjudian di mana-mana.
Di kota dan di desa sekalipun. Pemerintah kita tidak dapat mengelola undang-undang yang berlaku. Saya juga pernah menjadi pengusaha yang menetapkan peraturan-peraturan di dalam perusahaan. Setelah pengamatan dan mengalami sendiri bagaimana rumit dan sulitnya  mengelola peraturan, maka saya sendiri pernah mengambil kesimpulan sebagai berikut. Kalau membuat sebuah kebijakan, maka kebijakan itu wajib dikelola – dikontrol dengan benar. Tegas atau kurang tegas, tetapi semua peraturan harus ditegakkan. Kalau tidak mampu membuat kontrol yang benar, maka sebaiknya dicari jalan lain yang baik dan bisa diterima oleh semua kalangan.
Kalau dirasakan perlu maka penghapusan larangan itu bisa saja dilakukan segera. Tidak ada yang begitu kerasnya dan kuatnya sesuatu di dunia ini yang pada ujung akhirnya tidak akan berubah bentuk menjadi lunak dan lemah juga. Prinsip yang dipegang teguh  seteguh apapun akan bisa berubah menjadi sebaliknya. Belajar dari hal ini, aparat-aparat pemerintah yang ada kaitannya dengan soal investasi harus selalu duduk bersama dari waktu ke waktu, untuk mengikuti perubahan-perubahan apapun yang bisa memberikan fasilitas-fasilitas memudahkan masalah investasi dimaksud di atas.
Negeri kita amat perlu investasi dalam keadaan ekonomi yang porak poranda seperti ini dan ingat, kalaupun Indonesia pada suatu saat nanti akan menjadi makmur, seperti halnya Singapura dua puluh tahun yang lalu, masih akan tetap memerlukan investasi. Amerika Serikat dan Jerman serta Jepang pun memerlukannya.
Saya kutip bagi tokoh kali ini, Dr. Bhupendra Kumar Modi berkata mengenai kepindahannya ke Singapura: “Saya tidak saja berbisnis di sini. Saya bisa berbisnis di manapun. Saya di sini karena melihat masa yang panjang di masa depan.”
Kapan ya, kita bisa menjawab dengan menyilakan dan bisa berbangga mengatakan kepada para investor:
“Silakan merasakan kenyamanan berinvestasi dan berbisnis di sini, di negara kami, di: Republik Indonesia!”


Anwari Doel Arnowo – 9 Nopember, 2009




Bhupendra Kumar Modi – diunduh dari Yahoo