Thursday, September 24, 2009

Ditulis tahun 2005. Diconfirm Moammar Khadafy kemarin 24/09/09

UNO - PBB

Created by Anwari Doel Arnowo Sabtu, 12/11/2005 18:24:37

Dahulu sekali, pernah menjadi bahan tertawaan orang yang sedang belajar bahasa Inggris apabila seseorang bertanya: “You know?” Jawabnya: “Kalau UNO kan PBB !” Ini karena bunyinya you know akan tetapi pikirannya UNO, United Nations Organization - Perserikatan Bangsa Bangsa yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat. Saya ingat bahwa Presiden Indonesia pernah tidak disukai oleh negara-negara Barat karena gerakannya dalam mengupayakan kemerdekaan negara-negara yang tadinya terjajah oleh bangsa dan negara lain. Seperti terbukti dalam sejarah bangsa-bangsa terjajah biasanya dijajah oleh salah satu negara Barat, baik Amerika, Inggris dan Eropa lainnya. Dia, Bung Karno terasa menjadi duri dalam daging bagi orang-orang dari bangsa Barat. Oleh karena pola pikir orang Barat ini hanya ada dua macam Blok bangsa, yakni yang termasuk Blok anti Komunis dan termasuk Blok pro Komunis, maka amat susah bagi yang tidak mau mengikuti Blok manapun. Bung Karno dengan sobat-sobatnya di Cina, India, Afrika dan Uni Sovyet akhirnya amat dibenci oleh Inggris dan Amerika. Ada Konferensi mengenai niatan membentuk persatuan negara-negara Non Blok dan Bung Karno ditunjuk sebagai utusan yang menerangkan kepada pihak Amerika Serikat. Beliau dari arena Konferensi langsung terbang ke Gedung Putih dan menemui Presiden Amerika Serikat. Dalam kapasitasnya mewakili Konferensi yang merepresentasikan lebih dari separuh penduduk dunia waktu itu, Bung Karno tidak disilakan masuk bertemu dengan Prediden Amerika Serikat.

Dengan sikap kurang ajar sekali Presiden Amerika Serikat waktu itu Dwight D. Eisenhower membuat Bung Karno menunggu sampai lebih dari satu jam lamanya di Gedung Putih sebelum bertemu dengan Ike (julukan si Dwight) ini.

Begitulah asal muasal penghinaan-penghinaan yang dilakukan oleh negara-negara Barat kepada Bung Karno, sehingga Bung karno dan kawan-2nya bersikeras membentuk organisasi baru dengan sebutan N E F O (New Emerging Forces Organization). Dalam pidatonya dimana-mana termasuk didepan Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa, Bung karno mempromosikan NEFO nya dan dalam salah satu pidatonya yang emosional, Presiden kita yang gagah, berani dan pantang mundur ini, malah menganjurkan agar Markas Perserikatan Bangsa Bangsa ini dipindahkan saja keluar dari bumi Amerika Serikat. Dunia gempar dan negara-negara pun Asia dan Afrika mendukung penuh.

Perserikatan Bangsa Bangsa didirikan pada tahun 1945 setelah selesainya pembuatan Charter United Nations Conference on International Organization di San Francisco. Conferensi yang dihadiri oleh 50 negara akhirnya meratifikasi Charter dan ditandatangani oleh China, Perancis, United Kingdom, Sovyet Union, Amerika Serikat dan sebagian besar Negara-Negara peserta yang hadir dan secara resmi menyatakan PBB berdiri pda tanggal 24 Oktober 1945. Didalam Perserikatan ini dibentuk enam organ utama, yakni:

1. General Assembly

2. Security Council

3. Economic and Social Council

4. Trusteeship Council

5. International Court of Justice

6. Secretariat

Dibawahnya masih ada sejumlah lima belas agencies lagi yang menjalankan program-program dan badan-badan lain.

Sebagai contoh, anggaran PBB pada tahun 2000 – 2001 adalah sekitar 2 milyard 535 juta Dollar Amerika. Dari mana dana ini diperoleh?

Dana diperoleh dari kontribusi Negara-Negara Anggota yang penaksiran atas skala prioritasnya harus disetujui oleh General Assembly.

Oleh karena keadaan ekonomi masing-masing Negara tidak selalu stabil maka, kontribusi ini mungkin pada suatu saat tidak dapat diperoleh sepenuhnya seperti yang disetujui oleh General Assembly. Ada utang dan ada piutang antara Negara Anggota dan PBB. Utang dan piutang ini terjadi juga karena setuju atau tidak setujunya terhadap tindakan-tindakan PBB untuk suatu peristiwa yang harus diambil tindakan. Banyak negara mulai mengemplang (tidak membayar kewajibannya) karena mengaitkan dengan tindakan PBB yang tidak disetujuinya. Seperti soal Sinai dan soal Congo dan lain-lain. Kejadian seperti ini sering terjadi dan menyebabkan PBB kekurangan dana yang cukup signifikan. Selama dasawarsa terakhir ini PBB jalannya terseok-seok karena kekurangan dana. Hal ini dilaporkan oleh Under Secretary-General PBB bernama Catherine Bertini yang dengan sangat terpaksa mengatakan bahwa stabilitas finansial dari PBB sedang berada dibawah tekanan yang hebat. Bagaimanakah PBB dapat mengatasi hal ini?? Arrears (tunggakan)nya pada tanggal 30 September 2004, berada pada sekitar 3.14 Milyard Dollar Amerika!! Tahukah anda bahwa yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa adanya sebuah negara pengutang yang terbesar. Ternyata Negara Adikuasa bernama Amerika Serikatlah yang terbukti menduduki peringkat sebagai pengutang terbesar, yang angka tunggakannya yang pada hari itu adalah sebesar 1.16 Milyard Dollar Amerika. Padahal dua tahun sebelumnya secara sungguh-sungguh semua negara anggota berharap agar PBB berbuat sesuatu yang signifikan mengenai persoalan Amerika dengan Irak, yang dituduh dengan segala macam sebutan yang jelek. Ternyata PBB sikapnya banci dan terjadilah penyerbuan ke negara Irak, yang merupakan sebuah bentuk penjajahan bentuk baru.

Sebuah penjajajahan bentuk baru yang dilakukan oleh sekutu-sekutu Amerika Serikat, yang selalu menyebut diri mereka sebagai pahlawan Demokrasi atau democrazy yakni: Inggris, Australia dan Jepang dan lain-lain. Mereka menyerbu dan memusnahkan rezim Saddam Husein yang sekarang sedang diadili dengan tidak adil. Seluruh dunia ikut-ikutan banci.

Meneliti data-data diatas, saya ingin mengulangi anjuran Bung Karno, agar Markas Besar PBB segera dipikirkan dan ditindak-lanjuti untuk secepatnya agar dipindahkan dari bumi Amerika Serikat.

Sekarang ini amat susah sekali memisahkan mana yang PBB dan mana yang Amerika Serikat. Amerika Serikat sudah seperti economic animal, sehingga tanpa rasa segan sedikitpun mengarang cerita weapon of mass destruction dan axis of evil segala macam, PBB malah diam saja. Saya mengerti setelah 60 tahun bercokol di Amerika Serikat, tidak mudah memenuhi usul Bung Karno dan dorongan saya tersebut. Kalau mengenai fasilitas tempat cukup banyak yang dapat memenuhi syarat. Mengenai masalah fasilitas tempat dan Sumber Daya Manusia di Eropa, Paris atau Geneva memilikinya. Di Asia bisa Shanghai atau Singapura. Bahkan kalau memang perlu membangun kembali fasilitas-fasilitas yang diperlukan, Indonesia mungkin mau menyumbangkan salah satu pulaunya. Silakan pilih saja. Salah seorang teman saya berkebangsaan Australia yang baru berkunjung ke Shanghai, menggambarkan kepada saya bahwa Shanghai setara dengan duapuluh Singapura. Amerika Serikat beruntung atas keberadaan Markas Besar PBB di New York, secara gengsi maupun finansial, tetapi tega mengemplang utang sebesar satu koma enambelas milyard Dollar Amerika, yang dimulai sejak Pemerintahan Ronald Reagan

Created by Anwari Doel Arnowo

---ooo000ooo---



PBB dan AS Dikecam

Jumat, 25 September 2009 | 03.17 WIB

New York, Kamis - Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York berlangsung dramatis dan heboh, seolah bukan lagi forum untuk saling mendengarkan. Pemimpin Libya, Moammar Khadafy, yang sedang berpidato ditinggal pergi delegasi Israel. Utusan Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian delegasi negara lain pun keluar ketika Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berpidato.

Ketika PBB dan banyak negara gencar menyerukan persatuan global, Khadafy dan Ahmadinejad mengecam keras PBB dan AS. Dunia dinilai semakin tidak adil karena hanya dikendalikan lima kekuatan, yakni lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB—AS, Rusia, China, Inggris, dan Perancis—yang oleh Khadafy disebut sebagai ”dewan teror”. Ia mengusulkan agar sekretariat DK PBB dipindahkan ke Libya.

Khadafy dalam pidato pertamanya di PBB, setelah 40 tahun sebagai pemimpin otokrat Libya, mengecam badan dunia itu karena gagal mencegah 65 perang yang terjadi sejak PBB berdiri tahun 1945. Ia menyerukan reformasi DK dan menghapus hak veto lima anggota tetapnya.

Ia pun mengusulkan keanggotaan DK diperluas atau ditambah agar lebih representatif untuk menampung suara dari Afrika, Amerika Latin, Arab, dan negara-negara Islam lain. Lembaga ini tidak boleh disebut DK, tetapi dari sepak terjangnya selama ini pantasnya disebut ”dewan teror” saja. Sebab, dengan menggunakan hak veto, kelima negara anggota DK itu menganggap negara-negara lain sebagai negara yang hina dan negara kecil yang tidak perlu dipedulikan lagi hak-haknya.

Merobek salinan piagam

”Hak veto menyalahi Piagam PBB, kita tidak boleh menerimanya atau mengumumkannya,” kata Khadafy melalui penerjemah. Ia merobek salinan Piagam PBB yang sengaja dipersiapkannya. Pada saat itu pula, untuk membalas tindakan Khadafy, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown berteriak dengan keras, ”Saya berdiri di sini untuk menegaskan lagi, Piagam PBB tidak untuk disobek.”

Pemimpin Libya itu lalu mengecam aksi militer AS di Irak dan Vietnam karena melakukan pembantaian massal dan meminta pelakunya diadili. Ia curiga, flu A-H1N1 sengaja dibuat di laboratorium sebagai senjata rahasia. Ia juga meminta PBB segera mengusut tuntas pembunuhan keji terhadap almarhum Presiden AS John F Kennedy tahun 1963, pejuang hak-hak sipil AS Martin Luther King tahun 1968, dan Sekretaris Jenderal PBB Dag Hammarskjold tahun 1961.

Selain itu, Khadafy juga mengusulkan pemecahan masalah Israel-Palestina dengan membentuk negara bernama Isratina, yakni gabungan antara Israel dan Palestina menjadi satu negara berdaulat. Pada saat itulah semua delegasi Israel berjalan keluar dari ruangan sidang. Setelah mengecam dan menyampaikan sejumlah usulan itu, ia memuji dan berharap Presiden Barack Obama menjadi presiden AS seumur hidup.

Pemimpin Libya itu berbicara setelah Presiden Obama, yang memang diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan sambutan. Obama menyerukan ”era baru” dalam hubungan antarnegara.

Obama mengatakan, sejak menjadi presiden AS pada Januari lalu, ia selalu bekerja sama dengan negara lain dan tidak lagi bekerja sendiri. Misalnya, AS melarang penyiksaan, memberikan bantuan ke Afganistan dan Pakistan, menghentikan perang Irak, bekerja sama dengan Rusia mengurangi senjata nuklir, serta bertekad mengurangi emisi gas buang yang ternyata merusak lingkungan.

Menurut Obama, saatnya kini semua negara dan bangsa di dunia berperan bersama dalam menghadapi persoalan-persoalan global. Ia mengatakan, tantangan global sangat besar dan semua negara harus bekerja sama mengatasi berbagai masalah itu. Semua harus bergerak menuju dunia tanpa senjata nuklir, mengatasi ancaman perubahan iklim, dan menangkal krisis global yang lebih luas, yang dapat menyebabkan 100 juta orang di dunia jatuh miskin dalam tahun 2009.

”Raja para raja”

Pada saat Presiden Obama berpidato, semua tempat duduk di ruangan Sidang Majelis Umum PBB dipadati peserta. Namun, ketika giliran Khadafy berpidato, yang diperkenalkan sebagai ”raja para raja” (king of kings) oleh Ketua Sidang Majelis Umum PBB Ali Treki—yang juga berasal dari Libya—ruangan sidang cukup lengang, antara lain, karena aksi boikot oleh delegasi Israel.

Kecaman terhadap PBB dan kebijakan AS juga disampaikan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Ia dengan tegas menuding ”kapitalisme rakus” AS bersama sekutunya di Eropa dan Israel telah merampas tanah milik bangsa Palestina. Meski demikian, ia juga mengulurkan tangan persahabatan kepada negara mana saja yang dengan jujur mengakui eksistensi negara di belahan lain jagat ini.

Ia menyerukan perlucutan senjata nuklir global dengan mengatakan, senjata nuklir adalah sumber ancaman dan ketidakstabilan di dunia. Jika negara-negara Barat menuduh Iran secara diam-diam telah membangun senjata nuklir, tudingan itu tidak benar.

Ahmadinejad mendesak Presiden Obama memandang Iran sebagai sahabat potensial, bukan ancaman. Ketika ia mengumumkan komitmen baru negerinya untuk menciptakan apa yang disebutnya ”sebuah perdamaian sejati dan keamanan bersama untuk semua bangsa”, pidatonya itu menyinggung sikap anti-Israel dan antibahasa Semit. Hal itu mendorong delegasi Israel, AS, dan sebagian besar delegasi dari beberapa negara keluar ruangan.

Kecaman terhadap AS pernah dilontarkan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Jika pada waktu lampau dia memberi cap kepada presiden AS terdahulu, George W Bush, sebagai ”iblis” (the devil), kemarin dia memberikan sejumlah sentimen positif terhadap Presiden Obama. Namun, ia juga menyindir, Gedung Putih dan kebijakan luar negeri AS tampaknya tidak begitu tegas menyampaikan kata-kata bijak Obama.

”Kadang-katang kita mendapatkan sensasi seolah-olah ada dua Obama. Seorang di antaranya pandai menebar pidato dengan kata-kata yang indah. Namun, seorang lain lagi membuat keputusan-keputusan yang sangat kontras dengan apa yang dia sampaikan dalam setiap pidato itu,” ungkap Chavez menyindir.

Ia menambahkan, saat Obama berbicara tentang perdamaian, semua harus bertepuk tangan. Namun, lanjutnya, jika Obama mengedepankan perdamaian, lalu kenapa AS membangun tujuh pangkalan militer di Kolombia. ”Saya katakan kepada Obama, mari kita menjalin dialog sejati. Saya katakan, ’Obama, mari kita berdialog. Mari kita bekerja sama secara jujur untuk mempromosikan perdamaian’! Namun, saya berharap kepada Tuhan... bahwa Obama bisa menjadi penghasut untuk sebuah proses perubahan internal.”

Sidang PBB dibuka Sekjen PBB Ban Ki-moon yang dihadiri para pemimpin dunia dan diplomat dari 192 negara anggota PBB. Lebih dari 100 kepala negara dan pemerintahan hadir dalam pertemuan tingkat menteri yang ke-64 ini. Dia mengajak anggota PBB agar bersama-sama mengatasi krisis pangan dan keuangan global, krisis energi, serta wabah flu A-H1N1. Hampir semua pemimpin negara menyerukan perdamaian di seluruh jagat. (AP/AFP/REUTERS/BBC News/VOA News/CAL)

No comments: